Hampir semua pejabat/pegawai negeri di Kendal mengatahuinya, karena siapapun yang ditugaskan kesana, kesan utamanya adalah dibuang. Sebagai pemerhati piggiran, selain suka mendaki gunung, kami telah biasa ke Kenjuran di Sukorejo, Mojoagung di Plantungan, Cipluk di Patean serta Karanggantung di Gemuh, hari ini 8 agustus 2017, menikmati dan menjadi saksi bahwa Cening tidak sebandig dengan semua desa-desa diatas.
Meski memasuki wilayah kecamatan Singorojo, kota kecamatan terdekatnya justru Limbangan sekitar 12 km, ke Boja kisaran 20 km dan ke Singorojo pakai sepeda motor ditempuh 1 jam/lebih jauh lagi. Perjalanan kami mulai dari Jogjakarta pukul 5 pagi, menikmati keindahan panorama tanah tinggi antara Secang tembus Sumowono, menuruni bukit-bukit ditemani area tanaman Krisan di Sumowono, meski nasib petaninya tak seindah bunga yang ditanam, namun perjalanan hari itu begitu indah, usai Krisan berganti tanaman Mawar yang konon paling rajin berbunga.
Memasuki Limbangan panorama alam begitu mempesona, malalui jalanan yang terjal, berbatu khas daerah pinggiran yang nyaris tak terawat, mata kita tertumbuk pada fenomena alam. Selo Arjuno, sebagai pecinta alam, terlalu sayang untuk tidak dinikmati. Meski telah berulang-ulang mendaki gunung, sepekan 4 atau 5 kali menjaga fisik untuk tetap menikmati jalanan mendaki, namun mendaki Selo Arjuno, sangatlah beda. Bukan mendaki gunung, lebih tepatnya memanjat tebing. Bukan saja tangga-tangga dari besi untuk membantu, tali temali tersedia disana, kemiringan terjal hampir 90º, nafas turun naik, jantung berdekap makin kencang, keringat dingin mulai membanjiri, teringat bahwa tujuan utamanya adalah Cening, bukan Selo Arjuna.
Setelah napas kembali teratur,meski belum sampai puncak, kami berusaha turun. Jika saja kami pejabat, atau setidaknya dekat dengan pejabat, maka jika pantai pasir putih di Cilacap dijadikan medan untuk mewisuda Kopassus, jalur Cening dan Selo Arjuno rasanya tepat untuk membai’at para pecinta alam di Kendal serta memperkenalkan generasi muda Kendal untuk lebih mengenali dan mencintai Kendal seutuhnya.
Menjelas siang memasuki Cening, mata nakal ini tertumbuk iklan salon, yaa modernisasi selalu membawa muatan ganda. Informasi yang langsung ditangkap iklan di mass media adalah pentingnya kecantikan, ada salon pasti ada konsumen. Memasuki Kaliereng (sungai di lembah terjal), sesuai namanya dukuh yang dihuni 170 KK ini begitu memprihatinkan, satu-satunya taman kanak-kanak yang ada, milik Aisyiyah, meski telah berdiri 4 tahun, masih numpang di rumah pak Modin, rasanya tak ada kata yang lebih tepat dari “tragis”. Amal usaha lembaga sebesar Muhammadiyah, satu-satunya di Singorojo, di Kendal pula dengan seabrek Lembaga/Yayasan pemerkati.
Dengan menggandeng segenap potensi, ada PII, HMI, Alumni SMA 1 Kendal, dimulai kenduri desa pada hari Raya Idul Qurban nanti, kami berharap satu tahun kedepan bangunan TK ABA Aisyiyah Cening di Kaliereng telah megah berdiri, meski saat ini yang untuk kenduripun kami belum memiliki seekor kambingpun…
Mari Bantu Saudara Kita di Cening dengan Salurkan Zakat, Infak, Sodaqoh anda hanya di Lazismu