Sebuah lembaga filantropi berskala nasional di harapkan melahirkan inovasi-inovasi sosial yang mampu membawa perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Sebagaimana slogan yang sering di kemukakan “merubah mustahiq menjadi muzakki”.
Merubah keadaan orang yang lemah sehingga memiliki kemampuan mencukupi dirinya sendiri, bahkan mampu memberikan manfaat untuk orang lain. Sebagaimana di sampaikan oleh pimpinan Lazismu pusat, Muarawati Nurmalinda, MBA dalam rakorwil III Lazismu Wilayah Jawa Tengah, yang di laksanakan di Hotel Dafam Cilacap selama dua hari (3-4/9/22).
Nurma juga menyayangkan apabila dana yang di himpun dari masyarakat itu tidak di iringi dengan program pemberdayaan yang tepat. Ada beberapa tingkatan lembaga filantropi di lihat dari cara penyaluran dananya.
Pertama bersifat charitatif, dimana dana di alokasikan untuk bantuan yang sifatnya habis. contohnya adalah berbagi sembako.
Kedua adalah bantuan produktif, dimana penyaluran dana sudah terkordinir melalui program-program produktif untuk masyarakat. Misalnya beasiswa pendidikan, bantuan UMKM yang disertai dengan assesment agar penyalurannya tepat sasaran.
Ketiga advokasi, Lembaga filantropi mempunyai obyek-obyek pemberdayaan disertai dengan advokasi dalam menjalankannya. Misalnya pendampingan UMKM untuk mendapatkkan sertifikasi halal. Pendampingan mengatasi stunting pada anak-anak balita dan sebagainya.
Beberapa bidang yang terkait dalam inovasi sosial adalah : pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial keagamaan, kemanusiaan dan lingkungan. Bidang-bidang ini sudah terakomodir dalam rencana kerja Lazismu di semua tingkatan.
Tantangan untuk menjalankan inovasi sosial yang utama adalah kompetensi amil. Pengetahuan amil terhadap permasalahan, kepekaan terhadap lingkungan, dan kemampuan mengambil keputusan terhadap masalah sosial perlu di asah lebih tajam lagi. Komunikasi antar amil dan pemangku kebijakan, agar dalam menjalankan program mendapatkan dukungan dan meminimalisir hambatan. Mengembangkan hubungan dengan berbagai pihak, juga menjadi pendukung keberhasilan program. Kemudian pendanaan adalah bagian yang tidak kalah penting dalam strategi menuju keberhasilan program.
Sebagai penutup Nurma berharap inovasi sosial segera muncul di masing-masing daerah. Masih banyak persoalan masyarakat yang butuh penyelesaian, butuh pendanaan dari lembaga filantropi dan butuh pendampingan amil. Semoga Allah memudahkan setiap upaya dakwah Lazismu melalui program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan.