Lazismu Dampingi Klinik Aisyiyah Sragen, Berobat Sekaligus Sedekah
LAZISMUJATENG.ORG – Klinik Aisyiyah berdiri sejak 2013. Klinik itu terletak di Jl. Pemuda No. 4, Kauman, Sragen Wetan, Sragen. Klinik Aisyiyah berkembang dengan pendampingan Lembaga Amil Zakat dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Sragen.
Setelah mandiri, Klinik Aisyiyah membutuhkan perluasan lahan untuk peningkatan pelayanan. Pada kesempatan itu, Lazismu kembali hadir untuk pendampingan kali kedua dengan jangka waktu tiga tahun ke depan.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Sragen, Ikhwanushoffa, menginformasikan Klinik Aisyiyah bukan klinik biasa yang berorientasi profit tetapi klinik yang melayani pelayanan medis kepada kaum dhuafa dengan biaya sukarela atau seikhlasnya.
Untuk menjadi pasien klinik itu cukup mudah, yakni hanya membawa kartu Saraswati terbitan Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) atau surat keterangan tidak mampu yang dikeluarkan desa/kelurahan. Pasien sukarela itu disebut pasian S.
“Selain itu klinik juga menangani pasien mampu yang berobat sekaligus menjadi donatur. Pasien mampu ini disebut pasien donatur (pasien D). Pasien D itu ketika mengeluarkan biaya medis itu sama saja dengan sedekah karena biaya itu digunakan untuk mensubsidi pasien tidak mampu. Artinya, berobat di Klinik Aisyiyah sekaligus bersedekah,” ujar Ikhwan, sapaan akrabnya.
Pelayanan klinik rawat inap selama ini masih kontrak di lokasi yang berjarak 100 meter dari klinik. Ketika ada pasien rawat inap maka harus diantar dengan ambulans dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) Klinik Aisyiyah.
Kondisi tersebut dinilai Ikhwan tidak ideal sehingga ada terobosan untuk perluasan lahan. Ia membutuhkan dana Rp2,5 miliar untuk membeli tanah 417 meter persegi di sebelah klinik untuk perluasan pelayanan. Ikhwan menargetkan perluasan lahan itu rampung selama 3 tahun ke depan.
“Kami mengetuk para aghniya [berkecukupan] untuk bisa berwakaf dengan nilai Rp25.000-Rp1 juta per orang. Kami akan menerbitkan sertifikat wakaf sesuai dengan nilai tersebut. Dengan nilai wakaf itu, kami tidak membatasi kesempatan berwakaf hanya bagi yang mampu tetapi juga menyasar bagi yang menengah ke bawah,” tuturnya.
Ikhwan menyampaikan jumlah pasien klinik rata-rata 50-70 orang per hari. Pelayanan dokter dibuka Senin-Sabtu dari pukul 08.00 WIB-20.00 WIB dan pada Ahad buka pukul 08.00 WIB-14.00 WIB.
Pelayanan dokter di luar jam tersebut masih bisa dilakukan lewat telepon. Khusus pelayanan IGD dibuka selama 24 jam.
“Selama setahun, Klinik Aisyiyah sudah melayani pasien di atas 2.000 tindakan medis untuk pasien sukarela pada 2015. Sekarang kami sudah melayani lebih dari 5.000 tindakan medis. Klinik sudah bisa mandiri sejak banyak pasien BPJS [Badan Penyelenggara Jaminan Sosial]. Tetapi untuk pasien rawat inap masih disubsidi Lazismu,” imbuhnya.
Ikhwan mengimbau kepada masyarakat jangan cuek dengan tetangga yang membutuhkan tindakan medis. Problem tidak punya kartu bisa diupayakan Lazismu. Bila ada problem tidak ada yang menunggui pasien maka Lazismu sampai memberi biaya hidup bagi penunggu pasien rawat inap. Bahkan Lazismu memberi pelayanan antar-jemput pasien.
“Kami juga mendorong kepada anggota BPJS supaya mengalihkan pelayanan fasilitas kesehatan I ke Klinik Aisyiyah karena tanpa berbuat apa pun bisa membantu dan bersedekah untuk kaum dhuafa,” tuturnya.
Sementara Direktur Klinik Aisyiyah Sragen, dr. Hj. Virani Rizatania, menambahkan klinik yang dipimpinnya memiliki lima dokter umum, satu dokter gigi, dan satu dokter kandungan. Jumlah perawat dan bidan sebanyak 11 orang plus dua orang asisten apoteker.
“Kami melayani poli umum, poli gigi, poli kandungan, rawat inap dengan empat kamar, persalinan, fisioterapi, dan IGD 24 jam,” tambahnya.