LAZISMUJATENG.ORG – “Dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim sekolah Amil Lazismu saya nyatakan dibuka”. Demikian bunyi pernyataan yang di sampaikan oleh ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah, Drs. H. Tafsir, M.Ag, usai menyampaikan pidato pembukaan kelas perdana Sekolah Amil Lazismu Jateng, di hotel Candi Indah, Selasa (27/2/18).
Dalam pidatonya Tafsir menyampaikan apresiasinya kepada Lazismu atas terselenggaranya sekolah amil, juga kepada peserta kelas perdana sekolah amil Lazismu. Dia berharap amil yang telah lulus menjadi contoh bagi amil generasi berikutnya. Dia juga berharap agar Sekolah Amil di Jawa Tengah di jadikan program nasional dimana pendidikan amil di pusatkan di Jawa Tengah. Pihaknya sudah menyediakan tempat di lantai 5 gedung dakwah PWM apabila di kehendaki untuk di jadikan kelas khusus sekolah amil.
Pimpinan pusat Lazismu juga menghadiri acara pembukaan Sekolah Amil tersebut. Di wakili oleh direktur Pendidikan & Pelatihan SDM, Tatang Ruhiyat. Pendidikan untuk amil menjadi satu kebutuhan yang mendesak dan harus di selenggarakan guna memberikan bekal ketrampilan bagi amil-amil di Lazismu, yang jumlahnya mencapai 1300 orang di seluruh Indonesia.
Dia menilai Jawa Tengah menjadi lokasi yang tepat untuk menjadi pusat pelatihan amil seluruh Indonesia, karena selain posisinya relatif mudah di jangkau, Jawa Tengah di dukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dia mencontohkan di Jawa Tengah sudah ada amil profesional bersertifikat accesor, ada trainer nasional, ada jurnalis Lazismu. Dan ini semua menjadi potensi pendukung terselenggaranya sekolah amil.
Ketua Lazismu Jateng, Dodok Sartono bertekad untuk menjadikan Lazismu menjadi lembaga zakat yang terpercaya. Kepercayaan masyarakat akan terwujud jika Lazismu memenuhi persyaratan sbb: 1) Kualitas pengelolaan zakat yang amanah, profesional dan transparan. 2) Mengoptimalkan pendayagunaan ZIS, kreatif, inovatif, produktif. 3) Optimalkan layanan kepada donatur. Untuk mencapai hal tersebut ada alat ukur kinerja yang di sebut KPI (key performance indicator). KPI di ambil dari program unggulan Jawa Tengah yang harus di laksanakan di semua daerah diantaranya : Bedah 1000 Rumah Dhuafa, Beasiswa 1000 Sarjana, Bina Usaha Mikro 850 buah, 125 Ambulans se Jawa Tengah.
Dia menambahkan bahwa target penghimpunan Lazismu Jawa Tengah yang sebesar 107 milyar di tahun 2018 ini, harus di dukung dengan SDM amil yang cakap dan profesional. Untuk itu amil perlu dilatih dan dididik secara intensif. Ada 3 poin pokok pelatihan amil, yaitu fundrising, accounting, dan managerial. Masing-masing di laksanakan dalam kelas yang berbeda, untuk kelas perdana di khususkan untuk materi fundrising yang akan di laksanakan selama 3 hari. Hari pertama dan kedua di berikan teori dan pada hari ke 3 di berikan praktek lapangan.
Kelas perdana sekolah amil ini di ikuti oleh 50 orang peserta. Sebagian besar peserta berasal dari Jawa Tengah, namun ada juga peserta dari Gresik, Banjarbaru, bahkan dari Aceh. Animo peserta sebenarnya sangat tinggi, jumlah pendaftar mencapai 65 orang, untuk menjaga efektifitas pembelajaran hanya di sertakan 50 orang. Pendaftar yang belum mendapat kesempatan insya Allah akan di sertakan pada kelas berikutnya”. Demikian di sampaikan oleh direktur Lazismu Jawa Tengah Alwi Mashuri. (cak San)