logo

Pak AR : JARKONI, Pelajari dan Lakoni

Oleh : Rizqi Jabbar Kurniawan, S.Ds. (Staff Design Grafis Divisi Fundraising Lazismu Jawa Tengah)

LAZISMUJATENG.ORG, SEMARANG – KH. Abdul Rozaq Fachruddin atau lebih popular dipanggil Pak AR, lahir pada 14 februari 1916 di Clangap, Purwanggan, Pakualaman, Yogyakarta. Ia adalah putra ketujuh dari sebelas bersaudara, putra dari Kiai Haji Fachruddin, seorang lurah naib (Penghulu) dan Nyai Siti Maemudah binti KH. Idris Pakualaman. Pak AR merupakan salah satu pimpinan besar yang pernah dilahirkan Muhammadiyah. Pak AR berhasil memimpin Muhammadiyah hingga 22 tahun lamanya dari tahun 1968 – 1990. Masa kepimpinan yang relatif lama dalam sejarah sejarah Kepemimpinan Muhammadiyah. Kisah Pak AR sangat inspiratif untuk kita pelajari sebagai suri tauladan. Bagaimana  kepemimpinan Beliau sehingga warga Muhammadiyah suka rela di pimpin begitu lamanya. Bagaimana pandangan hidup Beliau dalam menyikapi segala sesuatu maupun tehadap orang lain. Bagaimana Kharisma Pak AR dalam membawa diri, sikap dan kepribadian Beliau sehingga dapat menjadi panutan dan inspirasi bagi umat. Termasuk dalam memimpin keluarga dapat kita jadikan contoh dan pembelajaran hidup supaya dapat diterapkan dalam kehidupan kita.

Bagi saya, Pak AR termasuk sosok yang bijaksana dalam kepemimpinan Muhammadiyah maupun dalam keluarga, hal itu tercermin dengan sikap Pak AR terhadap putra-putrinya yang senantiasa mengajarkan dan memberi contoh daripada hanya memberi perintah melakukan sesuatu. Misalnnya soal ibadah keseharian  dan sunah. Beliau melakukan secara rajin dan konsisten hingga wafat. Sholat wajib biasa dilakukan berjamaah, tiap pagi sholat duha, tiap malam tahajud, puasa senin dan kamis, mengajarkan sebelum bepergian untuk sholat shafar dua rakaat. Sebagai seorang anak tentu hal itu menjadi motivasi yang baik dalam mencontoh sang ayah dalam mengerjakan ajaran agama.

Dengan amanah tugas sebagai ketua Muhammadiyah tentu Beliau sadar betul, yang membuatnya tak cukup waktu untuk keluarga. Setiap akan meninggalkan rumah lebih dari sehari semalam, Beliau memberi wejangan kepada istri, Siti Qomariyah dan anak-anak bahwa “kamu sekalian saya titipkan kepada Allah”. Beliau yakin betul kepada keluarga dan dengan izin Allah Beliau menitipkan semuanya. Keluarga menerima dan mendukung cara hidup seperti itu karena itu juga sebagai nilai-nilai kepercayaan kepada keluarga dan Allah SWT, contoh bagaimana kita amanah, dan sebagai panutan bagaimana kita bisa bermanfaat untuk masyarakat luas.

Saya salut dengan sifat pak AR yang tidak pernah marah dan  bisa mengendalikan amarah dengan keluarga maupun orang yang ditemuinya Beliau selalu berbaik sangka. Suatu ketika Beliau pernah bertutur kepada anak putrinya Zuhanah AR bahwa ketika anak salah sebaiknya diberitahu kesalahannya dan bagaimana solusi seharusnya. Saya sangat setuju dengan hal itu, dengan begitu anak tumbuh menjadi seorang yang bisa mengoreksi diri untuk perbaikan, tidak terkekang dalam memandang sesuatu dan mandiri dalam berfikir tidak takut salah karena berorientasi kepada solusi seharusnya.

Yang saya amati dari Pak AR dalam memandang ilmu dan pendidikan putra-putrinya, Beliau adalah seorang pembelajar yang haus ilmu dan selalu mendorong anak-anak nya untuk senantiasa belajar dan mencari ilmu baik secara formal setinggi mungkin, maupun dari kehidupan sehari-hari. Namun yang menarik Beliau selalu menanamkan untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang sudah diperolehnya dalam kehidupan nyata, not just knowledge.

lazismu Jawa Tengah putih

Lokasi Kantor

© 2024 Lazismu Jawa Tengah I Powered by MPI PWM Jateng