LAZISMUJATENG.ORG – Hari raya idul fitri adalah hari yang paling membahagiakan bagi sebagian besar umat Islam, karena pada hari itu semua merayakan kemenangan setelah berjuang selama sebulan penuh melawan hawa nafsu dengan berpuasa. Namun tidak bagi keluarga Gunawar, seorang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Timur, karena pagi itu sekitar jam 10.00 Gunawar telah di panggil oleh Yang Maha Kuasa untuk menghadapNya. Duka yang mendalam dari segenap keluarga, di hari kemenangan ini.
Jam 11 pagi pada hari Jum’at (15/6/18), saya sedang bersiap untuk shalat Jum’at ketika tiba-tiba mendapatkan informasi tentang meninggalnya salah seorang pimpinan Cabang Muhammadiyah Semarang Timur, bapak Gunawar, yang sudah sekian lama menderita sakit.
Tidak perlu menunggu lama, setelah konfirmasi kepastian saya dapatkan, segera bergegas menyiapkan mobil ambulance sekaligus drivernya. Rencana pemakaman di kota Klaten yang berjarak sekitar 114 km dari Semarang.
Banyak warga persyarikatan yang hadir melepas keberangkatan almarhum menuju pemakaman di Klaten. Salah satu sesepuh masyarakat yang juga mantan ketua PDM Kota Semarang, H. Suratman HM, dalam pidato pelepasannya menyampaikan bahwa setiap jiwa adalah milik Allah dan pada saatnya pasti akan kembali kepada Allah. Beliau juga mengingatkan pentingnya mengisi kehidupan ini dengan perbuatan yang baik, untuk mempersiapkan segala kebutuhan pada kehidupan berikutnya setelah datangnya kematian.
Selain sebagai PCM, Gunawar adalah seorang pendekar Tapak Suci yang cukup disegani di dunia persilatan Kota Semarang. Dia meninggal dalam usia 58 tahun, dan meninggalkan seorang isteri beserta empat orang anak. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, sesungguhnya segala sesuatu adalah milik Allah, dan kepadaNya akan kembali. (cak San)