Pengungsi Rohingya, Membutuhkan Nutrisi Makanan Tinimbang Pakaian Bekas
LAZISMUJATENG.ORG, Bangladesh – Sebelumnya hujan turun membasahi lokasi pengungsian. Kondisi ini memperburuk tenda pengungsian. Hujan yang deras membuat suhu udara dingin dan tenda pengungsian basah yang mengakibatkan aliran air tidak mengalir semestinya. Bantuan kemanusiaan mengalir dari berbagai negara, truk-truk pengangkut bantuan untuk pengungsi Rohingya hilir-mudik di Cox’s Bazar.
Dalam laporan Tim Muhammadiyah Aid yang sampai ke media Lazismu (26/9/2017), terdapat 430 ribu pengungsi Rohingya yang tersebar di 12 titik di Cox’s Bazar. “Tadi saya tanya otoritas setempat. “Ada 12 titik lokasi pengungsian warga Rohingya,” kata Andar ketika berada di lokasi.
Muhammadiyah Aid hari ini mengunjungi para pengungsi dan menyalurkan bantuan ke salah satu Camp pengungsian terbesar yaitu di Palukali. Di lokasi itu, para pengungsi di kawasan Palukali berjumlah 15-20 ribu jiwa.
Ketika didampingi mitra lokal Bangladesh, Tim Muhammadiyah Aid yang menuju perbukitan menyaksikan langsung bahwa di sini telah dijadikan lokasi pengungsian yang nantinya akan dibangun sebuah kantor layanan administrasi untuk mengurus pengungsi di Palukali.
“Pemerintah Bangladesh mengimbau agar para pengungsi ini nantinya tidak menempati perbukitan lagi dan segera berpindah tempat,” paparnya.
Selain alasan akan didirikan kantor layanan administrasi, pemerintah setempat juga mengkhawatirkan kondisi pengungsi yang bermukim di perbukitan. Karena intensitas hujan yang tinggi, dikhawatirkan terjadi longsor di kawasan tersebut.
Dalam rangkaian perjalanan Tim ke Palukali, mereka menjumpai salah satu keluarga Muhammad Yunus. Keluarga Muhammad Yunus sangat banyak, ada anggota keluarga yang menggendong bayi kemudian ada anak kecil yang kakinya sedang terluka, kemungkinan terluka saat perjalanan mengungsi dari Distrik Mangdau, Rakhine, Myanmar menuju Bangladesh dengan menggunakan sampan.
Di dalam tenda pengungsian yang seadanya, keluarga Muhammad Yunus memasak dan tidur di situ. Info dari otoritas setempat, keluarga Muhammad Yunus dan pengungsi lainnya harus berpindah dari lokasi tersebut karena tanah yang dihuni milik pribadi. Nantinya pengungsi akan dipindahkan ke tanah milik negara.
Di perbukitan itu terlihat baju-baju bekas berserakan, sepertinya pengungsi lebih membutuhkan makanan dibandingkan pakaian. Terlihat juga di sana, kondisi sanitasi tidak baik, banyak terlihat pengungsi yang sedang berobat di tenda pelayanan kesehatan.
Muhammadiyah Aid meninjau tempat pendistribusian bantuan dari negara asing. Bantuan harus disalurkan melalui otoritas pemerintah pusat, harus bermitra dengan lokal dalam hal ini militer Bangladesh.
Sementara ini, para pengungsi belum terpikirkan untuk bekerja atau mencari mata pencaharian. Mereka hanya mengharap donasi. Pemerintah Bangladesh sendiri mengawasi mereka. Bangladesh ingin segera repatriasi mereka (para pengungsi) ke asalnya. Di Bangladesh sendiri, penduduk lokal juga banyak mengalami kemiskinan dan kekuarangan akses hak-hak dasarnya. (nu/nd)