LAZISMUJATENG.ORG – Pada hari Sabtu (17/11/18), bertempat di aula TK Pembina ABA 54 Ngaliyan, Kota Semarang, berlangsung pertemuan yang bertajuk Pencerahan dan Dialog Interaktif oleh Prof. Dr. Imam Robandi bersama PWA Jateng, Majelis Dikdasmen PDA Semarang dan IGABA Kota Semarang. Prof Robandi adalah seorang Sekretaris Dewan Profesor ITS, dan juga seorang Pimpinan di Majelis Dewan Guru Besar 11 PTN-BH. Acara tersebut dilangsungkan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini, yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen PWA Jawa Tengah.
Dalam dialog tersebut Prof Robandi sempat memberikan komentar terhadap desain bangunan, kombinasi warna bangunan, wahana bermain, dan lapangan tempat bermain. Semua komponen tersebut berpengaruh terhadap pembentukan perilaku anak didik, yang akan berpengaruh pula terhadap kualitas SDM yang dihasilkan. Lebih jauh Prof Robandi menyarankan agar wahana bermain anak dilengkapi dengan kolam renang, namun dirinya berpesan apabila membangun kolam renang harus dilakukan dengan cermat, jangan sampai ada kebocoran barang sedikitpun. Terlebih lagi dalam pemeliharaan, harus memakai tenaga ahli yang kompeten di bidang itu, karena menyangkut kesehatan anak didik. Oleh karena itu penyelenggara sekolah harus melatih tenaga kerja khusus dan menyiapkannya secara serius.
Di kesempatan itu media Lazismu sempat berbincang sejenak menjelang shalat dhuhur purna acara, dan diketahui bahwa Prof Robandi sangat konsen dengan dunia literasi, khususnya di bidang tulis menulis. Dia ceritakan, setahun yang lalu dia mengadakan pelatihan penulisan di Tawangmangu, Kab Karanganyar, Jawa Tengah dan pesertanya yang berasal dari seluruh Indonesia, ada yang dari Sumatera Barat dan juga dari Papua. Berikut beberapa pertanyaan yang sempat saya lontarkan :
Bagaimana komentar anda tentang literasi, khususnya di lembaga dakwah ? Literasi menyangkut kegiatan tulis menulis, dengar mendengar juga membaca. Senjata utama dakwah adalah literasi utamanya tulis menulis, jadi kalau tidak menguasai literasi media apapun akan beku, kelemahan itu harus di tutup dengan belajar, semua kader Muhammadiyah harus jago di dunia literasi. Jangan kita hanya menjadi penikmat hasil karya orang lain.
Apa nilai strategisnya ? Orang yang bermain di dunia literasi tambah hari tambah cerdas dari segi apapun. Orang yang menulis akan memahami dirinya sendiri dan juga memahami orang lain. Secara marketing itu bagus. Menulis untuk diri sendiri itu biasa, tetapi menulis itu agar bisa difahami oleh orang lain, itu baru keren. itu adalah misinya, bagaimana menjual produk agar mereka faham apa yang dijual. Mungkin brosur kita tidak menarik, tidak marketable, itu akibat literasi juga,mungkin psikologinya kurang bagus, bahasanya kurang tepat, harus belajar lagi.
Siapa yang harus mengembangkan literasi ? Ini era horizontal, kekuatannya ada di individu, jadi dakwah itu bisa dilakukan oleh individu. Dakwah bisa jadi tanpa menggunakan organisasi, cukup individu upload di yutube misalnya, kalau menarik pasti dapat pengikut. Ini sebuah keniscayaan dan tidak dapat dihindari. Muhammadiyah bisa kehilangan pengikut juga kalau tidak menguasai itu. Oleh sebab itu teman-teman di persyarikatan utamanya pimpinan, harus menguasai itu, kalau tidak ya harus ditraining, dan diadakan latihan yang rutin.
Prof Robandi berpesan secara khusus kepada Lazismu agar betul-betul serius membangun SDM dengan mengadakan training, menambah kemampuan penulisan, dan itu menjadi keharusan. Karena tulisan adalah pintu gerbang bagi orang lain mengenali manfaat yang dibawa oleh Lazismu. Literasi berpengaruh signifikan terhadap sukses atau gagalnya program marketing Lazismu. (san)