LAZISMUJATENG.ORG – Zakat adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam, tidak terkecuali di persyarikatan Muhammadiyah Jawa Tengah, zakat harus dilaksanakan oleh seluruh warga Muhammadiyah. Pelaksana pengelolaannya tidak terbatas di kantor Lazismu saja, di semua PCM, amal usaha, bahkan masjid Muhammadiyah harus ada kantor layanan zakat. Guna mewujudkan hal tersebut diselenggarakan Rapat Koordinasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah se Jawa Tengah, dengan menghadirkan peserta Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Ketua Lazismu dan Ketua Majelis Dikdasmen daerah se Jawa Tengah, yang diselenggarakan hari Sabtu (22/9/18) di hotel Grasia Semarang.
Rapat dipimpin oleh ketua PW Muhammadiyah Jateng, H. Tafsir, M.Ag. di dampingi oleh ketua Lazismu Jateng, Dodok Sartono dan ketua Majelis Dikdasmen PWM Jateng, Iwan Junaedi. Dalam kesempatan tersebut Tafsir menyampaikan ada 3 poin penting yang dibahas dalam rapat ini, pertama meluncurkan program Jum’at Serbu, kedua mempersiapkan menyambut milad Muhammadiyah, dan ketiga mempersiapkan audit Lazismu.
Dalam sambutannya Ketua PWM, Tafsir menjelaskan bahwa untuk mewujudkan visi Lazismu menjadi lembaga zakat yang terpercaya, memerlukan keterlibatan seluruh Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Untuk itu PDM dihimbau untuk mendukung sepenuhnya apa yang dibutuhkan oleh Lazismu dalam rangka mempersiapkan segala keperluan yang dipersyaratkan dalam proses audit nanti. Ditegaskan pula bahwa semua warga Muhammadiyah sudah saatnya melaksanakan zakat, infaq dan sedekah melalui Lazismu.
Dalam sesi mempersiapkan audit Lazismu yang disampaikan oleh Ketua Lazismu Jawa Tengah, Dodok Sartono menyampaikan bahwa saat ini Lazismu sedang membangun 100 rumah hunian sementara (huntara) untuk korban bencana Lombok, yang akan dilanjutkan dengan pembangunan sekolah TK dan dua buah Klinik kesehatan lengkap dengan pelayanan rawat inap. Dan akan ditambah lagi dengan bantuan 1000 peralatan dapur. Rencana bantuan tersebut diperkirakan menghabiskan dana sebesar 3,5 milyar. Dana tersebut semua berasal dari perolehan infaq dalam program kemanusiaan yang dilaksanakan oleh Lazismu.
Dodok melanjutkan bahwa itu semua adalah pekerjaan besar, perlu kerapian administrasi, perlu prosedur kerja yang benar, perlu transparansi dan keterbukaan. Audit yang dilakukan oleh auditor independen juga menjadi tolok ukur kinerja Lazismu Jateng. Oleh karenanya perlu dipersiapkan dan didukung oleh seluruh komponen Muhammadiyah di daerah. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah juga menginginkan agar Lazismu Jateng menjadi salah satu lembaga zakat yang kredibel dengan penilaian WTP, seperti yang sudah raih oleh Lazismu PP beberapa waktu yang lalu.
Dodok menambahkan bahwa di dalam tubuh persyarikatan Muhammadiyah masih banyak potensi zakat yang belum tergarap dengan optimal. Untuk itu perlu kerjasama yang baik seluruh komponen persyarikatan agar dana ZIS terkumpul dan bermanfaat maksimal untuk umat. (cak San)