Oleh : Ikhwanushoffa (Manajer Area Lazismu Jawa Tengah)
LAZISMUJATENG.ORG, POSO – Pada hari Kamis, 13 April 2023 tetiba ada surat dari Lazismu Poso mengundang untuk memberikan materi pembekalan tentang Lazismu disana. Waktu diserahkan kapan bisanya. Saya pikir sudah tidak ada kesempatan karena program rehab-rekon Sulteng dimana saya jadi PIC telah kelar.
Namun, qodarullooh masih ada satu PR yang ternyata belum rampung terkait comdev. Akhirnya bersama tiga BP, sayapun berangkat ke Sigi sehingga menghadiri undangan dimaksud menjadi mungkin. Kamis, 13 Juli kami terbang ke Palu. Alhamdulillaah Kamis-Jum’at itu PR comdev kelar diselesaikan. Sabtunya saya berangkat ke lokasi undangan.
Ternyata acara menjadi dua pertemuan. Pertama di Balai Desa Mayasari, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso. Berbatasan dengan Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Atas undangan Mas Kades Syamsul Arif. Seorang Kades muda kelahiran 1991 yang menyandang gelar Master Pendidikan. Mas Kades ingin mendirikan LAZ di desanya. Tentu dengan sukacita saya sampaikan mindset dan regulasi LAZ yang ada.
Mas Kades biasa melakukan kegiatan filantropi. Bila ada dana pribadi, ia biasa beli tanah 1 hektare kemudian dibagi dua secara sukarela untuk warganya yang miskin guna digarap menjadi ladang durian. “Bisa jadi keluarga itu belum keluar dari kemiskinan, namun anaknya Insya Alloh akan mandiri dengan modal 5000 m² ladang durian”, ujarnya penuh harap. Dia ingin kebiasaan filantropi itu bisa terorganisir dan makin banyak yang menyokong.
Desa Mayasari adalah desa yang eksotis. Produk pertaniannya luar biasa menggiurkan. Sebut saja bermacam varietas durian ada disini. Montong Kane, Bawor Musangking, Duri Hitam/Oce, Super Tembaga, Petruk dan durian lokal lainnya. Menurut Mas Kades hasil panen Durian di kawasan tersebut cukup melimpah yakni 17.000 ton di 2023 ini dari 11.000 ton tahun 2022 sebelumnya. Panen hasil pertanian lainnya, 5.000-6.000 ton Kakao dan 1.000-2.000 Gabah Padi per tahun.
Perjalanan dari Sigi ke pusat Kabupaten Poso sekitar 4 jam-an. Sedangkan ke Desa Mayasari jalan menanjak 4 jam-an lagi. Setelah dari Balai Desa Mayasari dan menikmati suguhan durian Mas Kades kami kembali ke pusat Kabupaten Poso, tepatnya di gedung SMA Muhammadiyah Poso. Sebuah kompleks perguruan dan panti Muhammadiyah untuk memulai acara kedua bersama Lazismu Poso bersama Bapak-Bapak PDM dan Ibu-Ibu PDA.
Diskusi-diskusi berkisar Lazismu berlangsung seru. Dan begitu terasa gap manajemen antara Jawa dan luar Jawa begitu lebar. Kami dari Lazismu Jawa Tengah membuka diri bila ada yang bisa kami bantu dalam sharing manajemen. Teman-teman luar Jawa tidak perlu memusingkan akomodasi kami. Kami pikir ini jauh lebih efektif dibandingkan teman-teman yang datang studi banding ke Jawa.